
Milklife Soccer Challenge adalah turnamen sepak bola putri untuk menemukan dan mengembangkan bakat muda. Kompetisi ini bertujuan melahirkan generasi baru atlet potensial yang dapat dilatih menjadi pemain profesional, sehingga mereka dapat berkontribusi dalam mengharumkan nama bangsa di tingkat internasional di masa depan.
Untuk mewujudkan impian besar ini, Presiden Direktur Djarum Foundation, Victor Hartono, mengungkapkan bahwa pihaknya bekerja sama dengan PSSI dan Asosiasi Sepak Bola Wanita Indonesia (ASBWI).
Melalui sinergi ini, diharapkan anak-anak perempuan yang berusia 10 dan 12 tahun akan terus memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan bermain sepak bola mereka seiring bertambahnya usia menjadi 14, 16, 18 tahun, hingga mencapai level dewasa.
“Indonesia memiliki banyak bakat alami di usia dini yang harus dibina dan dikembangkan untuk menghasilkan pemain berkualitas tinggi. Namun, diperlukan proses panjang untuk menciptakan banyak pemain hebat. Bakat-bakat muda yang muncul dari Soccer Challenge tidak akan kami abaikan begitu saja,” ujar Victor.
“PSSI telah merancang Piala Pertiwi untuk usia 14 dan 16 tahun, yang akan didukung sepenuhnya oleh Bakti Olahraga Djarum Foundation. Selain itu, saya berharap pada 2026, akademi elite milik klub-klub seperti Persija, Persib, Persebaya, Persis, dan lainnya siap menyambut bakat-bakat yang kami temukan,” kata Victor.
Ia menyatakan bahwa dalam 10 hingga 20 tahun ke depan, Indonesia diharapkan melahirkan pemain sepak bola putri berkualitas tinggi. Dengan latihan berkelanjutan dan dukungan memadai, pemain ini diharapkan bisa bersaing di tingkat internasional, termasuk ajang seperti Piala Dunia.
Pemain berbakat yang mengasah kemampuan sekarang akan tumbuh menjadi atlet berkualitas dunia pada usia 20-26 tahun. Pengembangan ini melibatkan latihan intensif, dedikasi, dan bimbingan pelatih berpengalaman untuk mencapai potensi maksimal dan bersaing secara internasional.
“Diperlukan waktu yang panjang untuk mengembangkan banyak pemain hebat kelas dunia dan menyatakan bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk lolos ke Piala Dunia. Harapannya, dalam 10 tahun ke depan Indonesia sudah dapat tampil di Piala Dunia, atau bahkan lebih cepat. Namun, kita juga harus realistis dengan mendukung bakat-bakat yang sedang berkembang saat ini hingga mencapai usia kematangan sebagai pesepak bola,” ungkap Victor.
Selain fokus pada Piala Dunia, Victor berharap sepak bola putri bisa menjadi fondasi kuat bagi siswi dalam mengembangkan karier. Dengan dukungan dan peluang yang luas, siswi dapat menjadikan olahraga ini sebagai jalan mencapai impian dan membangun masa depan yang lebih cerah dan kompetitif di berbagai bidang.
“Walaupun saat ini mereka masih di sekolah dasar, harapannya seiring dengan peningkatan kemampuan, mereka dapat meraih beasiswa untuk melanjutkan kuliah melalui cabang olahraga ini. Jika kemampuan mereka sangat unggul, bukan tidak mungkin mereka akan memperkuat Timnas Indonesia,” jelas Victor.
Di ajang MilkLife Soccer Challenge Seri 2 yang berlangsung di Jakarta, tim pencari bakat telah mengidentifikasi sejumlah nama yang menunjukkan talenta luar biasa. Di antara mereka, Andien Haifa Syakira dan Albianca Raula berhasil mencuri perhatian berkat kemampuan dan keterampilan mereka yang menonjol di lapangan.
Pemilihan anggota tim pencari bakat bergantung pada penguasaan teknik bermain bola, kemampuan atletik, dan postur ideal. Kelincahan, kepercayaan diri tinggi, serta kemampuan kerja sama tim juga sangat penting. Konsistensi performa menjadi kriteria utama dalam pemilihan ini.
Tim pencari bakat tidak hanya mengamati dan menyaring peserta berbakat, tetapi juga menyediakan pelatihan tambahan bernama Extra Training. Program ini bertujuan membantu pemain bertalenta mengasah keterampilan dan meningkatkan kemampuan mereka.
Pelatih Kepala Timo Scheunemann, pemegang lisensi kepelatihan UEFA A di Jerman sejak 2007, memberikan bimbingan langsung dalam program pelatihan khusus ini dengan fokus meningkatkan keterampilan dasar sepak bola.
