Atlet asal Jawa Timur, Eko Yuli Irawan, kembali menunjukkan dominasinya sebagai bintang angkat besi yang tak tertandingi pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI tahun 2024 yang diadakan di Aceh-Sumut.
Ia tampil gemilang di kelas 67 kg putra, merebut emas dengan total angkatan 309 kg, terdiri dari snatch 138 kg dan clean and jerk 171 kg. Pertandingan berlangsung di Gedung PABBSI, Kompleks Stadion Harapan Bangsa, Aceh, Kamis (5/9/2024).
Prestasi luar biasa ini tidak hanya mengukuhkan posisinya sebagai peraih medali emas, tetapi juga memecahkan rekor pribadinya yang sebelumnya tercatat pada PON XX 2021 di Papua dengan angkatan clean and jerk seberat 170 kg. Keberhasilan ini mencerminkan dedikasi dan kerja kerasnya dalam latihan, serta peningkatan signifikan dalam performa angkat beban yang ia tunjukkan.
Ia sangat puas karena tidak hanya berhasil memecahkan rekor pribadi, tetapi juga sukses mencapai target utamanya dengan meraih medali emas. Keberhasilan ini merupakan pencapaian luar biasa yang memberikan kebanggaan tersendiri.
Eko Tuli Irawan berkata: “Target saya memang emas, bukan pecah rekor karena kondisi juga belum pulih pasca-cedera di Olimpiade. Tapi karena tadi Jawa Barat pasang angkatan 170 kg saya harus di atasnya. Alhamdulillah tadi berhasil.”
Ia mengakui bahwa persiapannya menjelang PON XXI 2024 tidak sepenuhnya optimal dan tidak berjalan sesuai rencana. Sebagian besar waktunya yang seharusnya digunakan untuk latihan intensif terpaksa dialihkan untuk pemulihan dari cedera yang dialami saat berkompetisi di Olimpiade 2024 di Paris. Cedera tersebut memerlukan perhatian ekstra sehingga mengurangi waktu yang bisa dihabiskan untuk latihan fisik dan teknik.
Pada saat itu, atlet berusia 34 tahun ini sukses mencatatkan angkatan snatch seberat 135 kilogram. Namun, dia gagal mengangkat beban dalam tiga percobaan clean and jerk yang dilakukannya.
Ia terlihat kesakitan dan mengalami cedera parah setelah mengangkat beban 165 kilogram pada kesempatan ketiga sesi clean and jerk.
Kemudian, ia dibawa keluar arena oleh staf pelatih dengan penuh perhatian dan hati-hati. Sayangnya, ia gagal meneruskan tradisi medali Olimpiade yang telah menjadi kebanggaan negara selama bertahun-tahun.
Sebelumnya, ia selalu berhasil membawa pulang medali dari ajang Olimpiade. Di Olimpiade Beijing, ia meraih medali perunggu. Kemudian, di Olimpiade London, ia kembali memenangkan medali perunggu. Prestasinya meningkat di Olimpiade Rio dengan meraih medali perak. Terakhir, di Olimpiade Tokyo, ia kembali membawa pulang medali perak.
“Rutin latihan 10 hari setelah Olimpiade. Latihan pun hanya angkat 130 kg, 150 kg, belum pernah 160 kg. Dengan pemulihan sangat singkat kita adu mental saja di sini. Sempat semprot untuk mati rasa tadi,” katanya.
Keberhasilan di PON XXI 2024 ini tidak hanya menambah koleksi medali emas bagi Jawa Timur, tetapi juga membuktikan bahwa dengan ketahanan mental yang luar biasa dan tekad yang kuat, segala hambatan dan rintangan dapat diatasi.