Roma, 1 Desember 2025 – Pekan ke-13 Serie A musim 2025/2026 ditutup dengan Grande Partita yang penuh tensi. AS Roma harus mengakui keunggulan sang juara bertahan, Napoli, setelah ditekuk tipis 0-1 di Stadio Olimpico, Roma, Senin (1/12/2025) dini hari WIB. Kekalahan ini tidak hanya merusak rekor tak terkalahkan Giallorossi di kandang, tetapi juga memiliki konsekuensi krusial di puncak klasemen sementara.
Gol tunggal dari bintang sayap Napoli, David Neres, pada babak pertama sudah cukup untuk memastikan tiga poin bagi Il Partenopei. Kemenangan ini sontak mengubah peta persaingan Scudetto. Roma asuhan Gian Piero Gasperini terpaksa turun drastis ke peringkat keempat dengan koleksi 27 poin dari 13 pertandingan. Di sisi lain, Napoli melesat naik ke peringkat kedua dengan 28 poin, menyamai perolehan poin AC Milan di puncak klasemen, meskipun kalah dalam selisih gol. Kegagalan Roma mempertahankan keunggulan posisi di puncak klasemen membuat Scudetto race musim ini semakin terbuka lebar dan brutal.\

Pertandingan dimulai dengan skema yang sudah diprediksi: Napoli tampil dominan, memanfaatkan lini tengahnya yang cair dan kecepatan di kedua sisi sayap. Strategi pressing tinggi dari tim tamu membuat tuan rumah Roma kesulitan membangun serangan dari lini belakang. Tim asuhan pelatih (nama pelatih Napoli) menunjukkan alasan mengapa mereka adalah juara bertahan, mendikte tempo dan memaksa Roma hanya mengandalkan serangan balik.
Dua ancaman serius datang dari Napoli di awal laga. Striker muda mereka, Rasmus Hojlund, menunjukkan power dan kecepatan yang membuat bek tengah Roma bekerja keras, sementara kapten tim, Giovanni Di Lorenzo, rajin naik membantu serangan dari sektor kanan.
Roma baru bisa memberikan respons nyata pada menit ke-22. Bek tengah Gianluca Mancini, yang terkenal agresif dalam membantu serangan bola mati, melepaskan tembakan yang sayangnya masih bisa diamankan oleh kiper Napoli.
Momen krusial terjadi pada menit ke-36. Bintang Brasil, David Neres, menerima umpan terobosan cerdik di sepertiga akhir. Dengan dribbling cepat, ia berhasil mencari ruang tembak dan melepaskan shot mendatar yang keras. Upaya kiper muda Roma, Mile Svilar, untuk menghalau bola gagal sempurna, dan bola bersarang di gawang. Gol ini merobek keheningan Olimpico dan membawa Napoli unggul 1-0. Skor tersebut bertahan hingga jeda turun minum, meninggalkan tugas berat bagi Gasperini untuk menyesuaikan strategi di babak kedua.
Babak Kedua: Tembok Pertahanan dan Frustrasi Giallorossi
Memasuki babak kedua, harapan suporter Roma adalah melihat tim kesayangan mereka bangkit dengan semangat La Lupa. Namun, realitas di lapangan menunjukkan betapa solidnya pertahanan Napoli.
Napoli terlihat lebih pragmatis, memperkuat lini tengah dan merapatkan blok pertahanan setelah unggul. Mereka sukses mematikan kreativitas trio gelandang serang Roma, membuat Lorenzo Pellegrini dan kawan-kawan kesulitan menemukan celah. Giallorossi tampak stuck dengan rencana awal dan tidak mampu memecah kebuntuan taktis yang diciptakan Napoli. Setiap pergerakan ofensif yang mereka lakukan selalu berakhir dengan kegagalan melewati tembok bek tengah Napoli yang disiplin.
Frustrasi baru bisa dipecah sedikit pada menit ke-76, ketika pemain sayap Roma, Matteo Politano, yang masuk sebagai pemain pengganti, berhasil menciptakan ruang dan melepaskan tembakan berbahaya. Namun, kesigapan kiper Napoli berhasil meredam upaya tersebut, menjaga skor tetap aman.
Pelatih Gasperini mencoba memasukkan fresh legs dan mengubah formasi, mencari solusi untuk menghadapi sistem bertahan Napoli yang terorganisir. Akan tetapi, disiplin tinggi dari Il Partenopei sepanjang 45 menit kedua membuat Roma hanya mencatatkan sedikit tembakan tepat sasaran, menunjukkan betapa efektifnya strategi game management Napoli. Hingga peluit panjang dibunyikan, skor 1-0 untuk kemenangan tim tamu tidak berubah.
Implikasi Klasemen dan Sorotan Taktis
Kekalahan ini adalah alarm keras bagi AS Roma. Meskipun awal musim mereka fantastis, kekalahan dari rival langsung ini menelanjangi kurangnya kedalaman taktis dan kesulitan mereka menghadapi tim dengan pressing dan game management yang superior. Turunnya Roma ke posisi keempat dengan 27 poin membuat mereka kini harus berjuang keras kembali ke zona Liga Champions, sambil mewaspadai tim-tim di bawahnya.
Sementara itu, Napoli mengirimkan pesan tegas bahwa mereka belum menyerahkan takhta. Naik ke posisi kedua dengan 28 poin, mereka kini hanya terpisah selisih gol dari pemimpin klasemen, AC Milan. Kunci sukses Napoli dalam laga ini adalah efisiensi serangan (mencetak gol dari salah satu peluang terbaik mereka) dan kedisiplinan pertahanan yang luar biasa setelah unggul.
Pertarungan sengit di Olimpico ini menunjukkan bahwa Serie A musim 2025/2026 akan menjadi salah satu yang paling ketat dalam beberapa tahun terakhir, dengan lima hingga enam tim yang memiliki peluang realistis untuk memperebutkan Scudetto. Roma harus segera bangkit dan menemukan konsistensi jika tidak ingin tertinggal jauh dalam perburuan gelar.
