
Astana, Kazakhstan – Ambisi Timnas Belgia untuk segera mengunci tiket otomatis ke Piala Dunia FIFA 2026 harus tertunda. Dalam lanjutan laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona UEFA Grup J, De Rode Duivels harus puas berbagi poin setelah ditahan imbang 1-1 oleh tuan rumah Kazakhstan di Astana Arena, Sabtu (15/11/2025) malam WIB.
Hasil ini menjadi sorotan utama, mengingat Belgia, dengan materi pemain yang superior, secara luas diunggulkan untuk memenangkan pertandingan ini dengan mudah. Namun, kekalahan dari sisi performa dan kejutan tak terduga di lapangan menunjukkan bahwa tidak ada pertandingan mudah di kualifikasi Eropa. Pertandingan ini sarat drama, mulai dari gol cepat Kazakhstan, penyelamatan heroik kiper, hingga kartu merah yang gagal dimanfaatkan Belgia.
🥅 Kejutan Dingin dari Blunder Arthur Theate
Belgia memulai pertandingan dengan tempo yang lambat dan terkesan meremehkan lawan. Kelengahan ini langsung dihukum oleh tim tuan rumah.
Laga baru berjalan sembilan menit ketika publik Astana Arena bersorak. Gol pembuka Kazakhstan lahir dari sebuah blunder fatal di lini pertahanan Belgia. Bek muda, Arthur Theate, yang diharapkan menjadi tembok kokoh, kehilangan kontrol bola di area pertahanannya sendiri. Kesalahan ini langsung dimanfaatkan dengan sempurna oleh Dastan Satpaev yang dengan tenang menceploskan bola ke gawang Belgia yang dikawal Sels. Skor 1-0, sebuah kejutan dingin yang menyengat bagi tim tamu.
Gol cepat tersebut seperti menyuntikkan adrenalin pada skuad Rudi Garcia. Belgia baru bisa mengembangkan permainan kolektif mereka setelah tertinggal.
Di menit ke-19, gelandang Hans Vanaken melepaskan percobaan pertama Belgia yang mengancam, namun tembakannya masih mampu dibendung dengan baik oleh kiper Kazakhstan, Temirlan Anarbekov, yang malam itu tampil luar biasa. Tiga menit berselang, giliran Leandro Trossard yang menguji Anarbekov, namun lagi-lagi kiper tuan rumah menunjukkan ketangkasan dan refleks yang mumpuni, menjaga keunggulan timnya.
Ancaman terakhir Kazakhstan di babak pertama datang dari Galymzhan Kenzhebek di menit ke-42, yang juga berhasil digagalkan kiper lawan. Babak pertama ditutup dengan skor 1-0, menempatkan Belgia dalam posisi yang tidak nyaman.
Memasuki babak kedua, Rudi Garcia tampaknya telah memberikan instruksi yang jelas untuk segera menyamakan kedudukan. Belgia tampil lebih agresif dan langsung menekan pertahanan Kazakhstan.
Hanya tiga menit setelah jeda, kebuntuan Belgia akhirnya pecah. Gol penyama kedudukan lahir dari inisiatif Hans Vanaken. Setelah pergerakan di sisi sayap, bola silang dilayangkan ke kotak penalti. Vanaken, yang muncul dari lini kedua, menyambut umpan tersebut dengan sundulan akurat yang tak mampu dijangkau Anarbekov. Skor berubah menjadi 1-1 di menit ke-48, mengembalikan harapan De Rode Duivels.
Gol ini memberikan momentum besar bagi Belgia untuk mencari gol kemenangan, tetapi pertahanan Kazakhstan—yang kini bermain dengan mentalitas bertahan total—terbukti sangat disiplin dan sulit ditembus.
Drama Kartu Merah Gagal Dimanfaatkan
Drama terbesar dalam pertandingan terjadi di menit ke-79. Kazakhstan harus melanjutkan sisa pertandingan dengan 10 pemain setelah Islam Chesnokov diganjar kartu merah langsung oleh wasit. Keputusan ini diambil setelah Chesnokov melakukan tackle keras dan berbahaya terhadap penyerang lincah Belgia, Jérémy Doku.
Unggul jumlah pemain selama lebih dari 10 menit terakhir, ditambah masa injury time, adalah kesempatan emas bagi Belgia untuk membalikkan keadaan dan mengamankan tiga poin.
Sayangnya, meski dominasi penguasaan bola meningkat drastis, Belgia gagal memaksimalkan keunggulan tersebut. Serangan-serangan mereka menjadi terburu-buru, penyelesaian akhir yang tergesa-gesa, dan pertahanan Kazakhstan yang menumpuk berhasil mementahkan semua upaya.
Hingga peluit panjang dibunyikan, skor 1-1 tetap tak berubah.
📈 Implikasi Klasemen dan Misi Laga Terakhir
Hasil imbang ini memang mengecewakan, tetapi Belgia masih mempertahankan posisi mereka di puncak klasemen Grup J dengan koleksi 15 poin. Mereka hanya unggul dua poin dari pesaing terdekat, Makedonia Utara, yang berada di urutan kedua dengan 13 angka.
Ini berarti, Belgia masih harus memastikan tiket otomatis mereka ke Piala Dunia 2026 di pertandingan terakhir kualifikasi. Laga penentuan tersebut akan mempertemukan pasukan Rudi Garcia melawan Liechtenstein, tim yang secara kualitas berada jauh di bawah Belgia, pada Rabu (19/11/2025) dini hari WIB.
Mengingat selisih kualitas yang ekstrem dengan Liechtenstein, Belgia diprediksi tidak akan kesulitan meraih kemenangan dan mengamankan puncak grup. Namun, pertandingan melawan Kazakhstan menjadi pengingat bahwa Golden Generation Belgia, yang kini mulai mengalami regenerasi, tidak boleh lagi meremehkan lawan manapun di kualifikasi. Performa yang kurang meyakinkan ini harus dievaluasi serius sebelum mereka terbang ke turnamen besar.
