Oktober 25, 2025

Milan, Italia – Stadion San Siro menjadi saksi bisu pertandingan penuh drama antara AC Milan dan tim promosi Serie A 2025-2026, Pisa, pada pekan kedelapan Liga Italia. Duel yang berlangsung pada Jumat (24/10/2025) atau Sabtu dini hari WIB tersebut berakhir dengan skor imbang 2-2, menyisakan frustrasi mendalam bagi gelandang veteran Milan, Luka Modric, dan kegembiraan campur lega bagi seluruh skuad Rossoneri berkat gol penyelamat di menit akhir.

Milan yang berambisi mengamankan tiga poin di kandang sendiri sempat unggul cepat melalui aksi penyerang lincah mereka, Rafael Leao, pada menit ketujuh. Memanfaatkan umpan dari Samuele Ricci, Leao melepaskan tembakan keras dari luar kotak penalti yang bersarang ke pojok kanan gawang Pisa, membuat publik San Siro bergemuruh. Gol ini seolah memberikan sinyal awal dominasi Milan, yang di babak pertama memang tampil menyerang dan menguasai jalannya pertandingan.

Namun, keunggulan satu gol tersebut rupanya tidak cukup membuat Milan nyaman. Modric, yang harus bertukar posisi beberapa kali dengan partnernya di lini tengah, Samuele Ricci, untuk membongkar pertahanan rapat Pisa, merasa timnya seharusnya bisa mengunci kemenangan lebih awal.

“Kami seharusnya sudah mengakhiri pertandingan di babak pertama. Kami bermain baik, tapi hanya mencetak satu gol,” keluh Modric, dilansir dari Football Italia. “Lalu kami memulai babak kedua dengan terlalu lembek, dan dengan penalti dan gol… itulah sepak bola. Meskipun Anda lebih kuat dan pantas menang, segala hal bisa terjadi.”

Kebangkitan Mengejutkan Tim Promosi

Pernyataan Modric memang beralasan. Memasuki babak kedua, Milan tampak kehilangan intensitas. Pisa, di bawah asuhan mantan pemain Milan Alberto Gilardino, bermain sangat disiplin dan rapat, tidak banyak memberikan ruang gerak bagi para pemain Rossoneri. Strategi ini terbukti efektif.

Pada menit ke-60, petaka menghampiri Milan. Bek mereka, Koni De Winter, melakukan handball di area terlarang, memberikan Pisa hadiah penalti. Juan Cuadrado, yang maju sebagai eksekutor, menjalankan tugasnya dengan sempurna, mengecoh Mike Maignan, dan menyamakan kedudukan menjadi 1-1.

Gol penalti tersebut memicu semangat juang Pisa. Meski terus ditekan Milan yang berusaha kembali unggul—termasuk melalui tendangan Leao yang membentur mistar—Pisa justru mampu membalikkan keadaan. Pada menit ke-86, M’Bala Nzola lepas dari jebakan offside setelah menerima umpan panjang dari Ebenezer Akinsanmiro. Dengan tenang, Nzola melesakkan bola mendatar yang memperdaya Maignan, membuat Pisa unggul 2-1 dan publik San Siro terdiam syok.

“Ini sepenuhnya kesalahan kami jika kami tidak menang. Kami kehilangan dua poin penting hari ini. Pertandingan-pertandingan kandang ini, dengan segala hormat kepada Pisa, harus dimenangkan. Kami sedih dan marah karena kami membuang kesempatan besar,” tambah Modric, menyoroti hilangnya poin krusial.

Zachary Athekame, Pahlawan di Detik Akhir

Namun, Milan tidak menyerah begitu saja. Semangat juang Rossoneri akhirnya terbayar di masa injury time. Pada menit ke-90+3, pemain pengganti Zachary Athekame, yang menerima umpan dari Luka Modric, melesakkan tembakan jarak jauh yang tak mampu diantisipasi Adrian Semper, kiper Pisa. Gol dramatis ini mengubah skor menjadi 2-2, menyelamatkan Milan dari kekalahan memalukan di kandang sendiri.

“Tentu saja saya kecewa dengan hasil imbang ini. Kami ingin meraih tiga poin, terutama di hadapan pendukung kami sendiri, dan kami tidak berhasil tampil maksimal,” tutur Zachary Athekame, dilansir dari Tuttomercatoweb. “Sekarang kami harus fokus pada kerja keras untuk memperbaiki diri. Kami tidak boleh terpaku pada hasil ini. Dua pertandingan penting menanti di depan, dan kami harus menghadapinya dengan tekad yang tepat,” tambah pemain asal Swiss tersebut, menyinggung duel kontra Atalanta dan AS Roma yang akan datang.

Dengan hasil imbang ini, AC Milan sementara tetap bertahan di puncak klasemen Liga Italia dengan 17 poin dari delapan pertandingan. Namun, posisi mereka tidak sepenuhnya aman. Rossoneri hanya unggul dua angka dari Inter Milan, Napoli, dan AS Roma, yang belum memainkan laga pekan kedelapan mereka. Sementara itu, tambahan satu poin krusial ini membawa Pisa keluar sementara dari zona degradasi, menduduki posisi ke-17 dengan empat poin dari delapan laga.

Pertandingan AC Milan melawan Pisa ini sekali lagi membuktikan bahwa tidak ada laga mudah di Serie A. Milan harus belajar dari pertandingan ini, khususnya mengenai fokus dan intensitas di sepanjang 90 menit. Sementara itu, Pisa dapat pulang dengan kepala tegak, menunjukkan karakter tangguh dan semangat juang yang patut diacungi jempol di kandang salah satu raksasa Italia.