Oktober 8, 2025

Guwahati, India — Langkah awal Tim nasional junior Indonesia di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis Beregu Campuran 2025 atau Suhandinata Cup tak mengecewakan. Di pertandingan perdana Grup F yang digelar di National Centre of Excellence, Guwahati, pada Senin (6/10/2025), skuad muda Indonesia berhasil menang 2–0 atas Filipina dengan skor agregat 45–17, 45–40.

Kemenangan ini tak hanya memberi percaya diri, tetapi juga menunjukkan bahwa para pemain muda Garuda siap bertarung sengit dalam turnamen bergengsi ini — terlebih bagi sebagian pemain yang menyebut bahwa ini adalah kejuaraan junior terakhir mereka.

Penampilan Tim & Kontribusi Kapten

Pada pertandingan tersebut, kapten tim, Mohammad Zaki Ubaidillah — yang kerap disapa “Ubed” — turun di sektor tunggal putra. Ia menyumbangkan satu poin awal kemenangan lewat kemenangan meyakinkan atas Jamal Rahmat Pandi, dengan skor 9-4 di game satu.

Saat diwawancara, Ubed mengungkapkan bahwa turnamen ini menjadi momentum terakhirnya di level junior. “Alhamdulillah saya senang bisa bermain di turnamen ini, yang merupakan turnamen junior terakhir saya. Tadi mainnya sudah baik dan maksimal, saya juga bersyukur bisa menyumbangkan poin untuk tim,” ungkapnya.

Menurut Ubed, strategi utama yang diterapkan adalah menjaga fokus, menjaga agar pikiran tetap tenang, serta menanamkan semangat “tidak mau kalah” dari awal hingga akhir. Ia juga menekankan pentingnya kekompakan tim—bahwa mereka rutin berdiskusi, melakukan latihan bersama, bahkan menyusun yel-yel sebagai penyemangat.

Rangkaian Duel & Momen Penting di Game Kedua

Game kedua berjalan lebih seru dan menegangkan dibanding game pertama. Indonesia sempat memulai dengan percaya diri. Richie Duta Richardo berhasil unggul 9-5 dalam laga tunggal putra. Namun momentum langsung berubah ketika pasangan Theodorus Steve Kurniawan / Leonora Keyla Frandrica mengalami nasib kurang beruntung. Mereka kalah tipis 17-18 dari pasangan Filipina Jamal Rahmat Pandi / Mary Destiny Untal pada poin krusial.

Sempat tertinggal, Indonesia tidak menyerah. Di ganda campuran 2, Muhammad Rizki Mubarrok / Raihan Daffa Edsel Pramono tampil gemilang. Mereka mampu membalikkan keadaan dan membawa Indonesia unggul menjadi 27-22. “Tadi di game kedua sempat tertinggal 1 angka, di sini kami berprinsip tidak boleh kalah. Biarpun tertinggal, kami harus bisa menang dan kalau bisa menjauhkan poin,” ujar Mubarok.

Edsel, rekan ganda Mubarok, menambahkan bahwa dibanding pengalaman beregu junior sebelumnya (misalnya Asia Junior 2025), kali ini mereka sudah lebih matang secara mental dan lebih mampu mengontrol tegang yang muncul. “Kami sudah bisa mengatasi rasa tegangnya, dan ke depan semoga bisa konsisten,” imbuhnya.

Pada sektor tunggal putri dan ganda putri, Indonesia juga mencatat kemenangan yang memastikan keberhasilan dalam pertandingan ini. Dengan demikian, Filipina gagal menggoyahkan dominasi tim Merah Putih di laga pembuka

Suhandinata Cup 2025 dilaksanakan pada 6–11 Oktober 2025 di Guwahati, India, dengan Indonesia sebagai salah satu tim unggulan bertahan dari tahun sebelumnya.

ertandingan beregu campuran ini menggunakan format baru per babak: 3 × 45 poin (tiga babak, masing-masing hingga 45 poin) menggantikan sistem relay poin 110 lama. Format ini diharapkan membuat tiap game lebih kompetitif dan intens.

Kemenangan melawan Filipina menjadi modal penting bagi Indonesia dalam berebut posisi teratas Grup F, yang akan menentukan jalan ke babak knockout. Hanya tim juara grup yang akan langsung lolos ke fase berikutnya.

Indonesia tergabung di Grup F bersama Filipina, Slovenia, dan Hong Kong China. Kemenangan ini menjadikan Indonesia pemuncak klasemen sementara grup.

Meskipun sukses memenangkan laga pertama, tim Indonesia akan menghadapi tantangan yang lebih berat dalam pertandingan lanjutan. Lawan seperti Slovenia dan Hong Kong memiliki potensi untuk memunculkan kejutan. Menjaga konsistensi, kesiapan mental, dan fleksibilitas strategi akan menjadi kunci.

Beberapa pemain muda yang akan menjadi sorotan ke depan termasuk Ubed, Mubarok, Edsel, dan Richie. Ubed sendiri telah menunjukkan peran sebagai pemimpin di lapangan, serta kemampuan mental untuk mengendalikan tekanan di momen kritis.

Bagi generasi muda yang berada di ambang transisi ke level senior, performa di turnamen ini menjadi sorotan besar — baik bagi karier individu maupun reputasi tim nasional junior Indonesia dalam kancah dunia.