Juli 1, 2025

Timnas Indonesia U-17 mulai melakukan persiapan menyambut Piala Dunia U-17 2025 dengan menggelar pemusatan latihan (TC) di Bali pada 7 Juli hingga 10 Agustus 2025. Kegiatan ini menjadi langkah awal dalam proses pembentukan skuad Garuda Muda yang akan bertarung di Qatar pada 3–27 November 2025.

Dalam TC kali ini, pelatih Nova Arianto memanggil total 34 pemain, yang mayoritas berasal dari klub-klub lokal seperti Persib Bandung, Persija Jakarta, Madura United, dan Bali United. Namun sorotan publik tertuju pada kehadiran sembilan pemain diaspora, yang merupakan talenta muda keturunan Indonesia yang mengembangkan karier di luar negeri.

Berikut adalah profil sembilan pemain diaspora yang dipanggil ke pemusatan latihan Timnas Indonesia U-17:

1. Feike Muller Latupeirissa

  • Tanggal Lahir: 10 Desember 2008
  • Posisi: Bek Tengah
  • Klub: Willem II Tilburg U-17 (Belanda)

Feike Muller memiliki darah Indonesia dari kakeknya yang berasal dari Haria, Saparua, Maluku Tengah. Ia menimba ilmu di akademi Willem II sejak usia tujuh tahun. Akademi ini dikenal sebagai tempat berkembangnya pemain top seperti Virgil van Dijk dan Frenkie de Jong.

2. Eizar Jacob Tanjung

  • Tanggal Lahir: 9 September 2008
  • Posisi: Gelandang Bertahan
  • Klub: Sydney FC II (Australia)

Eizar merupakan pemain berdarah Indonesia yang sempat mengikuti seleksi Timnas U-16 untuk Piala AFF 2024. Ia kini membela Sydney FC II dan memiliki status kewarganegaraan ganda terbatas (affidavit). Gaya bermainnya kuat dalam menjaga keseimbangan lini tengah.

3. Lionel De Troy

  • Tanggal Lahir: 6 Januari 2008
  • Posisi: Gelandang Serang
  • Klub: Palermo U-17 (Italia)

Pemain berdarah Indonesia-Kamerun ini pernah menjadi pemain terbaik di ajang Indonesia Junior League 2022. Ia sempat berkarier di Stade Brestois (Prancis) sebelum pindah ke Palermo. Lionel dikenal memiliki kreativitas tinggi dan kekuatan fisik yang mumpuni.

4. Floris De Pagter-van Bronckhorst

  • Tanggal Lahir: 8 September 2008
  • Posisi: Gelandang
  • Klub: SC Telstar (Belanda)

Floris tampil gemilang musim lalu dengan mencetak 15 gol dan 15 assist dari 40 laga. Ia turut membawa Telstar U-17 menjadi juara liga dan sudah menjalani debut di tim U-21. Ia juga sempat menjalani trial di akademi Ajax, AZ Alkmaar, dan FC Volendam.

5. Noha Pohan Simangunsong

  • Tanggal Lahir: 12 Maret 2010
  • Posisi: Gelandang
  • Klub: NAC Breda (Belanda)

Noha merupakan pemain berdarah Batak dan Finlandia. Meskipun masih sangat muda, ia mampu bermain di berbagai posisi di lini tengah dan menunjukkan kematangan permainan yang tinggi.

6. Jona Giesselink

  • Tanggal Lahir: 2 Maret 2008
  • Posisi: Gelandang
  • Klub: FC Emmen (Belanda)

Jona memiliki postur menjulang hingga 190 cm dan keturunan Indonesia dari kakek-neneknya yang berasal dari Halmahera. Ia dikenal tangguh secara fisik dan teknikal, serta mengandalkan kaki kanan sebagai andalan.

7. Azadin Ayoub Hamane

  • Tanggal Lahir: 26 September 2008
  • Posisi: Winger Kanan/Kiri
  • Klub: Elverum FC (Norwegia)

Azadin berdarah Maroko-Cirebon dan sempat menimba ilmu di Akademi Barcelona Norwegia. Ia memiliki kecepatan tinggi dan kemampuan menyerang dari kedua sisi sayap. Selain sepak bola, ia juga aktif bersepeda jarak jauh.

8. Deston Denzell Hoop

  • Tanggal Lahir: 30 Mei 2008
  • Posisi: Winger Kanan
  • Klub: SC Telstar (Belanda)

Deston memiliki darah campuran Belanda, Suriname, dan Indonesia (Maluku). Ia tampil cemerlang musim lalu bersama Aphense Boys dengan mencetak lima gol dan delapan assist di kompetisi Liga U-16 Belanda.

9. Nicholas Indra Mjosund

  • Tanggal Lahir: 13 Januari 2010
  • Posisi: Winger Kanan/Kiri
  • Klub: Rosenborg BK (Norwegia)

Nicholas adalah pemain kelahiran Norwegia dengan darah Indonesia dari ibunya yang berasal dari Solo. Meski baru bergabung dengan Akademi Rosenborg, ia langsung menunjukkan performa impresif dengan mencetak lima gol dan satu assist dari empat pertandingan.

Kesimpulan

Keberadaan sembilan pemain diaspora dalam TC Timnas Indonesia U-17 menjadi sinyal positif bagi masa depan skuad Garuda Muda. Mereka membawa pengalaman, mentalitas, dan kualitas dari sistem pembinaan Eropa dan Australia yang bisa memperkaya permainan tim nasional. Pelatih Nova Arianto kini memiliki pilihan yang lebih luas dan kompetitif untuk meracik skuad terbaik demi tampil optimal di Piala Dunia U-17 2025 mendatang.