
Kata “avoidant” berasal dari bahasa Inggris yang secara harfiah berarti “menghindari” atau “cenderung untuk menghindari”. Dalam konteks psikologi, istilah ini sering digunakan untuk merujuk pada pola perilaku atau kepribadian yang menunjukkan kecenderungan untuk menghindari situasi sosial, interaksi emosional, atau komitmen yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau kecemasan.
Dalam psikologi, “avoidant” sering dikaitkan dengan Gangguan Kepribadian Menghindar (Avoidant Personality Disorder). Individu dengan gangguan ini cenderung merasa sangat cemas dalam situasi sosial dan memiliki rasa rendah diri yang mendalam. Mereka mungkin menghindari pertemuan sosial, merasa tidak layak, dan takut akan penilaian atau kritik dari orang lain. Ciri-ciri lain dari perilaku avoidant meliputi:
- Rasa cemas yang berlebihan: Individu merasa cemas dalam situasi sosial dan mungkin menghindari interaksi dengan orang lain.
- Ketidakmampuan untuk mengekspresikan diri: Mereka sering kesulitan untuk menyampaikan perasaan atau pendapat mereka.
- Persepsi negatif terhadap diri sendiri: Sering merasa inferior atau tidak layak dibandingkan dengan orang lain.
- Hindari hubungan intim: Meskipun ingin memiliki hubungan, mereka sering kali menghindari kedekatan karena takut akan penolakan atau penilaian.
PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI – HARI
Istilah “avoidant” tidak hanya digunakan dalam konteks klinis, tetapi juga dapat diterapkan dalam situasi sehari-hari. Misalnya, seseorang mungkin menghindari percakapan sulit dengan pasangan atau rekan kerja karena takut akan konflik atau ketidaknyamanan. Dalam konteks ini, perilaku avoidant dapat menghambat komunikasi yang sehat dan perkembangan hubungan interpersonal.
PENTINGNYA MENJAGA PERILAKU AVOIDANT
Menghadapi perilaku avoidant sangat penting untuk kesehatan mental dan hubungan sosial yang baik. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi perilaku ini meliputi:
- Mencari Dukungan Profesional: Terapi kognitif perilaku (CBT) dapat membantu individu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif yang berkontribusi pada perilaku avoidant.
- Berlatih Keterampilan Sosial: Mengembangkan keterampilan sosial melalui latihan dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri dalam interaksi sosial.
- Membuat Langkah Kecil: Menghadapi ketakutan secara bertahap dapat membantu individu merasa lebih nyaman dengan situasi sosial yang sebelumnya dihindari.
- Membangun Jaringan Dukungan: Menjalin persahabatan dengan orang-orang yang mendukung dapat membantu mengurangi rasa cemas.
KESIMPULAN
Secara keseluruhan, “avoidant” adalah istilah yang menggambarkan kecenderungan untuk menghindari situasi atau interaksi yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau kecemasan. Memahami perilaku ini penting untuk mengatasi dampaknya pada kehidupan sehari-hari dan hubungan interpersonal. Dengan dukungan yang tepat dan upaya untuk mengatasi ketakutan, individu dapat mengurangi perilaku avoidant dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
