TALAVERA DE LA REINA – Kompetisi Copa del Rey selalu memiliki cara unik untuk menguji mentalitas tim raksasa, dan Real Madrid baru saja merasakannya. Bertandang ke markas tim divisi tiga, Talavera de la Reina, di Estadio El Prado pada Kamis (18/12/2025) dini hari WIB, Los Blancos harus bersusah payah mengamankan tiket ke babak 16 besar dengan skor tipis 3-2.
Meski kemenangan ini diraih dengan cara yang kurang meyakinkan bagi tim bertabur bintang, sang entrenador, Xabi Alonso, tetap menunjukkan ketenangannya. Bagi sosok yang dikenal sebagai maestro taktik ini, hasil akhir di papan skor jauh lebih sakral daripada keindahan permainan dalam turnamen sistem gugur.
Jalannya Laga: Dominasi yang Berakhir Horor
Real Madrid sebenarnya memulai pertandingan dengan intensitas yang tepat. Dengan rotasi pemain yang dilakukan Alonso untuk mengistirahatkan pilar utama, Madrid tetap mampu mengendalikan ritme. Di babak pertama, serangan-serangan terukur yang dibangun dari lini tengah membuat Talavera harus bermain bertahan total.
Madrid sempat memimpin nyaman dengan skor 3-1 hingga memasuki menit-menit akhir pertandingan. Namun, keajaiban Copa del Rey—atau yang sering disebut sebagai “turnamen penuh kejutan”—mulai menunjukkan taringnya. Di masa injury time, tuan rumah berhasil mencetak gol kedua yang membangkitkan gairah ribuan pendukungnya di El Prado. Skor 3-2 membuat sisa menit pertandingan berubah menjadi drama penuh tekanan bagi lini belakang Madrid.
Beruntung bagi Alonso, peluit panjang segera berbunyi sebelum Talavera sempat menciptakan momen penyeimbang yang berpotensi memalukan sang raksasa Spanyol tersebut.

Reaksi Dingin Xabi Alonso
Menanggapi performa anak asuhnya yang sempat mengendur di akhir laga, Xabi Alonso tidak ingin bersikap reaktif atau menyalahkan pemainnya secara terbuka. Dalam sesi konferensi pers usai laga, ia justru memuji atmosfer kompetisi yang membuat pertandingan ini menjadi sangat kompetitif.
“Hal-hal seperti ini adalah bumbu dari Copa del Rey. Ini terjadi pada kami, dan bisa terjadi pada tim mana pun,” ujar Alonso dengan tenang sebagaimana dikutip dari Football Espana.
Alonso mengakui bahwa kegagalan timnya mencetak gol ketiga lebih awal di babak pertama menjadi celah yang dimanfaatkan lawan. “Saat kedudukan 3-1, kami merasa sudah memegang kendali. Namun, satu kelengahan membuat mereka menekan. Kami mengendalikan babak pertama dengan baik, tapi kegagalan menambah keunggulan menjadi 3-0 membuat laga tetap terbuka hingga akhir,” tambahnya.
Baginya, yang paling penting adalah Real Madrid tidak tereliminasi lebih awal—sebuah aib yang beberapa kali pernah menimpa Madrid di masa lalu saat menghadapi tim dari divisi bawah. “Targetnya adalah lolos. Kami sudah melakukannya, dan itulah alasan mengapa saya tetap merasa puas dan senang malam ini,” tegas mantan gelandang Liverpool dan Bayern Munich tersebut.
Analisis Taktik: Mengapa Madrid Kesulitan?
Meski Alonso membela timnya, para analis sepak bola Spanyol menyoroti celah komunikasi di lini pertahanan saat menghadapi serangan balik cepat Talavera. Keputusan Alonso menurunkan beberapa pemain muda dari Castilla bertujuan untuk memberikan jam terbang, namun di sisi lain, koordinasi antarlini tampak belum seirama dengan tim inti.
Absennya beberapa pilar kunci di jantung pertahanan membuat Talavera berani bermain terbuka dan melakukan tekanan tinggi (high pressing) di lima menit terakhir. Stadion El Prado yang sempit dan bergemuruh juga menjadi faktor psikologis yang membuat para pemain muda Madrid sempat kehilangan fokus.
Namun, di bawah kendali Alonso, Madrid musim ini memang menunjukkan karakter yang berbeda: mereka mungkin tidak selalu menang telak, tapi mereka memiliki ketahanan mental untuk tetap menang dalam kondisi terjepit.
Menatap Babak 16 Besar
Dengan kemenangan ini, Real Madrid resmi melangkah ke babak 16 besar Copa del Rey. Fokus Alonso kini terbagi antara menjaga konsistensi di La Liga dan memburu trofi domestik yang seringkali sulit dijinakkan ini.
“Target terpenuhi, dan sekarang kita akan lihat siapa lawan selanjutnya. Kompetisi ini spesial karena memberikan kesempatan bagi tim kecil untuk bermimpi, dan bagi tim besar seperti kami, ini adalah ujian karakter,” tutup Alonso.
Kemenangan 3-2 di Talavera de la Reina mungkin bukan performa terbaik Real Madrid musim ini, namun bagi Xabi Alonso, ini adalah langkah pragmatis yang perlu diambil untuk terus melaju di semua kompetisi. Para fans kini menanti, sejauh mana sang maestro bisa membawa si Putih melangkah di musim 2025/2026 yang kian kompetitif ini.
