
Tragedi Elland Road: Chelsea Tumbang 1-3, Leeds United Mentas dari Zona Merah
Leeds – Kejutan besar mewarnai pekan ke-14 Premier League musim 2025/2026. Chelsea, yang digadang-gadang sebagai salah satu penantang gelar musim ini, harus menelan pil pahit saat bertandang ke markas Leeds United. Bermain di Stadion Elland Road pada Kamis (4/12/2025) dini hari WIB, The Blues takluk dengan skor meyakinkan 1-3.
Kekalahan ini bukan sekadar hilangnya tiga poin bagi armada Enzo Maresca, melainkan sebuah alarm keras terkait rapuhnya lini pertahanan mereka. Di sisi lain, kemenangan ini menjadi oase bagi Leeds United yang sukses merangkak keluar dari zona degradasi berkat semangat juang tinggi di hadapan pendukungnya sendiri.
Awal yang Menyakitkan bagi The Blues
Datang dengan status tak terkalahkan dalam tujuh laga terakhir—termasuk kemenangan prestisius atas Barcelona dan hasil imbang kontra Arsenal—Chelsea justru tampil antiklimaks. Sebaliknya, tuan rumah Leeds United bermain dengan intensitas tinggi sejak peluit kick-off dibunyikan. Strategi pressing ketat yang diterapkan tuan rumah membuat lini tengah Chelsea yang biasanya cair menjadi kaku.
Hanya butuh waktu enam menit bagi publik Elland Road untuk bersorak. Berawal dari situasi sepak pojok, bek jangkung Jaka Bijol berhasil memenangi duel udara. Tandukannya yang terukur gagal diantisipasi oleh kiper Robert Sanchez, mengubah skor menjadi 1-0. Gol cepat ini seketika meruntuhkan kepercayaan diri Chelsea yang mencoba menguasai permainan melalui penguasaan bola.

Meski tertinggal, Chelsea mencoba bangkit dengan mendominasi aliran bola. Statistik mencatat penguasaan bola mereka mencapai 71% sepanjang laga. Namun, dominasi ini terasa semu karena minimnya kreativitas di sepertiga akhir lapangan. Sebaliknya, Leeds justru hampir menggandakan keunggulan di menit ke-16 andai sundulan Pascal Struijk tidak melebar.
Petaka bagi tim tamu kembali terjadi jelang turun minum. Tepat di menit ke-43, gelandang asal Jepang, Ao Tanaka, menghukum pasifnya pertahanan Chelsea. Menerima bola liar di tepi kotak penalti, Tanaka melepaskan tembakan keras yang menghujam sudut bawah gawang. Skor 2-0 menutup babak pertama, meninggalkan pekerjaan rumah besar bagi Maresca di ruang ganti.
Respons Singkat dan Blunder Fatal
Menyadari kebuntuan timnya, Enzo Maresca melakukan perubahan taktik di awal babak kedua. Estevao dan Benoit Badiashile ditarik keluar, digantikan oleh Pedro Neto dan Malo Gusto untuk menambah daya gedor. Perjudian ini sempat membuahkan hasil instan.
Pada menit ke-50, Pedro Neto memberikan secercah harapan. Memanfaatkan kemelut dan umpan silang dari Jamie Gittens, Neto berhasil mencuri gol untuk memperkecil ketertinggalan menjadi 1-2. Gol ini sempat memicu momentum kebangkitan Chelsea. The Blues bahkan memasukkan Cole Palmer dan Alejandro Garnacho untuk mengejar gol penyeimbang. Palmer nyaris menjadi pahlawan di menit ke-69, namun sepakannya hanya menyamping tipis di sisi gawang.
Namun, harapan Chelsea untuk membawa pulang poin hangus seketika akibat kesalahan individu yang fatal. Di menit ke-72, bek Tosin Adarabioyo melakukan back-pass ceroboh yang terlalu lemah ke arah Robert Sanchez. Dominic Calvert-Lewin, striker Leeds yang dikenal dengan insting pemburunya, dengan sigap memotong bola tersebut. Tanpa kesulitan, Calvert-Lewin menceploskan bola ke gawang yang kosong, mengubah skor menjadi 3-1 dan membunuh semangat juang tim tamu.
Paradoks Penguasaan Bola
Pertandingan ini menjadi bukti bahwa penguasaan bola bukanlah jaminan kemenangan di Premier League. Chelsea, dengan 596 operan dan akurasi 94%, justru terlihat tumpul dibandingkan Leeds yang bermain efektif.
Leeds United hanya memegang 29% penguasaan bola, namun mereka bermain jauh lebih berbahaya. Tim asuhan Daniel Farke melepaskan 14 tembakan (4 on target), lebih banyak dibandingkan Chelsea yang hanya mencatatkan 11 tembakan (2 on target). Efektivitas serangan balik dan pemanfaatan bola mati menjadi kunci kemenangan The Whites.
Lini pertahanan Chelsea menjadi sorotan utama. Koordinasi yang buruk antara bek dan kiper, serta ketidakmampuan mengantisipasi set-piece, menjadi celah yang dieksploitasi habis-habisan oleh Leeds.
Dampak di Klasemen
Hasil ini membawa konsekuensi signifikan bagi kedua tim. Bagi Chelsea, kekalahan ini memaksa mereka turun ke peringkat ke-4 dengan 24 poin. Mimpi untuk mengejar gelar juara kian berat karena jarak dengan Arsenal di puncak klasemen kini melebar menjadi 9 poin. Konsistensi kembali menjadi musuh utama bagi tim muda London Barat ini.
Sementara bagi Leeds United, tiga poin ini bernilai emas. Kemenangan atas tim raksasa mendongkrak posisi mereka dari zona merah ke peringkat 17 dengan koleksi 14 poin. Lebih dari sekadar perbaikan posisi, kemenangan ini memberikan suntikan moral yang luar biasa bagi Dominic Calvert-Lewin dan kawan-kawan untuk menatap sisa musim dengan optimisme baru.
Bagi Enzo Maresca, laga ini adalah tamparan keras. Evaluasi menyeluruh wajib dilakukan sebelum Chelsea menghadapi jadwal neraka berikutnya, termasuk laga tandang ke Bournemouth dan duel krusial di Liga Champions melawan Atalanta. Jika kesalahan-kesalahan mendasar seperti di Elland Road tak segera diperbaiki, bukan tidak mungkin Chelsea akan kembali terlempar dari persaingan empat besar.
