Insiden kebakaran dahsyat yang melanda kompleks apartemen Wang Fuk Court di Tai Po, Hong Kong, pada Rabu (26/11/2025) telah bertransformasi menjadi salah satu tragedi terkelam bagi komunitas pekerja migran Indonesia (PMI). Hingga saat ini, proses pencarian dan identifikasi korban masih terus berlangsung, menyisakan kecemasan mendalam bagi keluarga di Tanah Air.

Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) melalui keterangan resminya menyampaikan data yang memilukan. Menteri P2MI, Mukhtarudin, dalam konferensi pers pada Selasa (2/12/2025), mengumumkan bahwa masih ada 42 Warga Negara Indonesia (WNI) yang belum ditemukan.

“Estimasi pekerja migran Indonesia terdampak: 140 orang. Korban meninggal ada sembilan orang, korban dirawat tidak ada, terkonfirmasi selamat ada 89 orang, dan 42 orang WNI belum ditemukan,” kata Mukhtarudin, merujuk pada pembaruan data per 1 Desember 2025 pukul 17.00 waktu Hong Kong.

Angka 42 WNI yang masih hilang ini menjadi fokus utama upaya penyelamatan dan pencarian oleh Tim Terpadu yang dibentuk Pemerintah Indonesia. Sembilan korban jiwa yang telah terkonfirmasi meninggal dunia menambah panjang daftar duka yang dirasakan komunitas PMI di Hong Kong.

šŸ”„ Inferno yang Dipicu Bambu: Kebakaran di Jantung Kepadatan

Kebakaran besar tersebut bermula dari sebuah pemicu yang seringkali luput dari perhatian: perancah (scaffolding) bambu. Perancah yang digunakan di sejumlah blok apartemen Wang Fuk Court, sebuah pemandangan umum di Hong Kong yang dikenal dengan konstruksi bangunan tingginya, dengan cepat dilahap api.

Api yang membakar struktur bambu ini menyebar dengan kecepatan tinggi ke bagian lain bangunan, diperparah oleh kepadatan hunian di kawasan tersebut. Seorang jurnalis AFP yang berada di lokasi melaporkan mendengar suara retakan keras—kemungkinan dari bambu yang terbakar—disertai kepulan asap tebal yang membumbung tinggi dari setidaknya empat gedung apartemen.

Tragedi ini kembali menyoroti kerentanan kawasan padat penduduk di Hong Kong, di mana bangunan-bangunan tua dan kepadatan tinggi seringkali menjadi lokasi kebakaran mematikan, terutama di lingkungan yang dihuni oleh komunitas berpenghasilan rendah dan pekerja migran.

šŸ¤ Respons Cepat dan Posko Terpadu Kemanusiaan

Menteri Mukhtarudin menegaskan komitmen pemerintah bahwa tidak ada satu pun pekerja migran Indonesia yang akan dibiarkan berjuang sendirian. “Atas nama pemerintah, saya menyampaikan duka cita mendalam,” ujarnya.

Untuk memastikan penanganan krisis yang maksimal, Tim Terpadu Kementerian P2MI dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hong Kong telah mengaktifkan Posko Pelayanan Terpadu. Posko ini beroperasi setiap hari dari pukul 11.00 hingga 16.00 HKT dan memberikan berbagai layanan krusial:

  • Pendistribusian Bantuan: Penyaluran bantuan logistik dan dana dari pemerintah.
  • Pelayanan Administrasi: Pengurusan dokumen penting yang mungkin hilang dalam kebakaran.
  • Penyediaan Tempat Tinggal Sementara: Fasilitas akomodasi bersubsidi bagi para korban yang selamat dan kehilangan tempat tinggal.
  • Layanan Pencarian Keluarga Hilang: Dukungan psikologis dan bantuan pencarian bagi WNI yang belum ditemukan.

Posko ini berlokasi di Home Affairs Department dan Taipo Market, menunjukkan upaya kolaboratif dengan otoritas setempat. Penanganan bencana ini juga melibatkan koordinasi erat dengan Kedutaan Besar Filipina dan Labour Department Hong Kong, mengingat banyaknya pekerja migran dari berbagai negara yang terdampak.

Mukhtarudin melaporkan bahwa Tim Terpadu P2MI juga telah melakukan pemantauan langsung di lokasi kejadian, Wang Fuk Court, yang kini masih dipadati oleh warga Hong Kong yang datang untuk memberikan penghormatan terakhir dan menyampaikan solidaritas. Aparat setempat terus melakukan penyisiran lanjutan di reruntuhan guna menemukan korban yang belum teridentifikasi.

Tragedi Wang Fuk Court bukan hanya ujian bagi sistem keselamatan bangunan di Hong Kong, tetapi juga panggilan nyata bagi Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan perlindungan dan pendampingan bagi para Pahlawan Devisa di luar negeri. Selagi pencarian 42 WNI yang hilang terus berlangsung, seluruh bangsa berharap kabar baik segera menyertai proses krusial ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *