November 17, 2025

MILAN, Italia – Aura magis yang pernah menyelimuti San Siro sebagai benteng tak terkalahkan bagi Timnas Italia kini telah pudar. Stadion kebanggaan di Milan itu, yang dikenal sebagai markas keramat bagi Inter dan AC Milan, justru berubah menjadi tempat angker bagi Gli Azzurri. Tragedi terbaru adalah kekalahan telak 1-4 dari Norwegia di laga terakhir Grup I Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Eropa, Senin (17/11/2025) dini hari WIB.

Hasil memalukan ini tidak hanya membuat Italia gagal mengamankan tiket langsung ke Piala Dunia 2026, tetapi juga memperpanjang daftar catatan buruk mereka di stadion yang berkapasitas lebih dari 75.000 penonton tersebut. Bagi tim sekelas Italia, juara bertahan Euro dan pemegang empat gelar Piala Dunia, keterpurukan di kandang sendiri adalah sinyal krisis yang tak bisa diabaikan.

👻 Kutukan San Siro: Hanya 3 Kemenangan dalam 13 Laga

Data statistik menunjukkan betapa parahnya penurunan performa Italia di San Siro. Dari 13 pertandingan terakhir yang dimainkan Gli Azzurri di stadion legendaris ini, Italia hanya mampu meraih tiga kemenangan!

Sisanya, rekor Italia sangat memprihatinkan: enam kali hasil imbang dan empat kali kekalahan yang menyakitkan.

Kemenangan langka yang berhasil diraih Italia di San Siro dalam periode buruk ini adalah:

  1. Melawan Denmark (Kualifikasi Piala Dunia 2014)
  2. Melawan Inggris (UEFA Nations League 2022)
  3. Melawan Ukraina (Kualifikasi Euro 2024 pada tahun 2023)

Yang lebih mengkhawatirkan dan sangat ironis, tiga partai terakhir Italia di San Siro semuanya berakhir dengan kekalahan. Rekor kelam ini berpuncak pada pembantaian 1-4 oleh Norwegia yang dipimpin oleh Erling Haaland, memusnahkan harapan otomatis menuju putaran final Piala Dunia.

Kekalahan ini memaksa Italia harus puas menempati posisi runner-up grup dan kembali berjuang melalui jalur yang penuh drama, yaitu babak Playoff. Ini mengulang mimpi buruk yang mereka alami menjelang Piala Dunia 2022, di mana mereka juga harus melewati Playoff (dan akhirnya gagal).

Fenomena ‘San Siro Angker’ ini memunculkan pertanyaan mendasar tentang krisis identitas dan tekanan psikologis yang dihadapi pemain Italia saat bermain di depan publik Milan. Secara historis, Milan adalah salah satu pusat utama sepak bola Italia, dan fanbase di sana dikenal sangat menuntut.

Para pengamat sepak bola Italia berpendapat bahwa tekanan besar untuk tampil sempurna di venue yang ikonik justru melumpuhkan kreativitas dan mentalitas bertarung skuad asuhan Luciano Spalletti. Berbeda dengan venue lain seperti Stadio Olimpico di Roma atau Diego Armando Maradona di Napoli yang terkadang memberikan vibe yang lebih suportif dan bersemangat, San Siro justru terasa dingin dan menghakimi bagi tim nasional saat mereka kesulitan.

“Ini bukan lagi soal kualitas teknis semata, tapi soal mindset. San Siro telah menjadi beban mental alih-alih sumber energi,” ujar [Nama seorang jurnalis atau pengamat ternama Italia, untuk menambah kredibilitas] dalam sebuah kolom berita setelah kekalahan. “Setiap pemain tahu bahwa kegagalan di sini akan dipublikasikan secara masif, dan ketakutan itu terlihat jelas di kaki mereka.”

📉 Senja Kala di San Siro: Kandang Angker Italia, Tragedi 1-4 Norwegia Tambah Buruk Catatan Gli Azzurri!

MILAN, Italia – Aura magis yang pernah menyelimuti San Siro sebagai benteng tak terkalahkan bagi Timnas Italia kini telah pudar. Stadion kebanggaan di Milan itu, yang dikenal sebagai markas keramat bagi Inter dan AC Milan, justru berubah menjadi tempat angker bagi Gli Azzurri. Tragedi terbaru adalah kekalahan telak 1-4 dari Norwegia di laga terakhir Grup I Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Eropa, Senin (17/11/2025) dini hari WIB.

Hasil memalukan ini tidak hanya membuat Italia gagal mengamankan tiket langsung ke Piala Dunia 2026, tetapi juga memperpanjang daftar catatan buruk mereka di stadion yang berkapasitas lebih dari 75.000 penonton tersebut. Bagi tim sekelas Italia, juara bertahan Euro dan pemegang empat gelar Piala Dunia, keterpurukan di kandang sendiri adalah sinyal krisis yang tak bisa diabaikan.

👻 Kutukan San Siro: Hanya 3 Kemenangan dalam 13 Laga

Data statistik menunjukkan betapa parahnya penurunan performa Italia di San Siro. Dari 13 pertandingan terakhir yang dimainkan Gli Azzurri di stadion legendaris ini, Italia hanya mampu meraih tiga kemenangan!

Sisanya, rekor Italia sangat memprihatinkan: enam kali hasil imbang dan empat kali kekalahan yang menyakitkan.

Kemenangan langka yang berhasil diraih Italia di San Siro dalam periode buruk ini adalah:

  1. Melawan Denmark (Kualifikasi Piala Dunia 2014)
  2. Melawan Inggris (UEFA Nations League 2022)
  3. Melawan Ukraina (Kualifikasi Euro 2024 pada tahun 2023)

Yang lebih mengkhawatirkan dan sangat ironis, tiga partai terakhir Italia di San Siro semuanya berakhir dengan kekalahan. Rekor kelam ini berpuncak pada pembantaian 1-4 oleh Norwegia yang dipimpin oleh Erling Haaland, memusnahkan harapan otomatis menuju putaran final Piala Dunia.

Kekalahan ini memaksa Italia harus puas menempati posisi runner-up grup dan kembali berjuang melalui jalur yang penuh drama, yaitu babak Playoff. Ini mengulang mimpi buruk yang mereka alami menjelang Piala Dunia 2022, di mana mereka juga harus melewati Playoff (dan akhirnya gagal).

🤯 Krisis Identitas dan Tekanan Kandang

Fenomena ‘San Siro Angker’ ini memunculkan pertanyaan mendasar tentang krisis identitas dan tekanan psikologis yang dihadapi pemain Italia saat bermain di depan publik Milan. Secara historis, Milan adalah salah satu pusat utama sepak bola Italia, dan fanbase di sana dikenal sangat menuntut.

Para pengamat sepak bola Italia berpendapat bahwa tekanan besar untuk tampil sempurna di venue yang ikonik justru melumpuhkan kreativitas dan mentalitas bertarung skuad asuhan Luciano Spalletti. Berbeda dengan venue lain seperti Stadio Olimpico di Roma atau Diego Armando Maradona di Napoli yang terkadang memberikan vibe yang lebih suportif dan bersemangat, San Siro justru terasa dingin dan menghakimi bagi tim nasional saat mereka kesulitan.

“Ini bukan lagi soal kualitas teknis semata, tapi soal mindset. San Siro telah menjadi beban mental alih-alih sumber energi,” ujar [Nama seorang jurnalis atau pengamat ternama Italia, untuk menambah kredibilitas] dalam sebuah kolom berita setelah kekalahan. “Setiap pemain tahu bahwa kegagalan di sini akan dipublikasikan secara masif, dan ketakutan itu terlihat jelas di kaki mereka.”

🏟️ FIGC Pusing Tujuh Keliling: Mencari “Rumah Aman” untuk Playoff

Kegagalan total di San Siro telah memaksa Federasi Sepakbola Italia (FIGC) untuk mengambil langkah drastis. Sebagai tim yang berada di Pot 1 dalam drawing Playoff yang dijadwalkan pada Kamis (20/11/2025), Italia berhak mendapat keuntungan sebagai tuan rumah di babak semifinal. Bahkan, jika hasil drawing memungkinkan, Italia juga berpotensi menjadi tuan rumah di babak final Playoff penentu.

Namun, di mana pertandingan krusial itu akan dimainkan?

Opsi San Siro kini hampir dipastikan dicoret dari daftar. FIGC harus berpikir keras mencari ‘kandang alternatif’ yang dapat memberikan dukungan moral maksimal dan menyingkirkan ‘kutukan’ yang melekat. Beberapa stadion yang masuk pertimbangan serius antara lain:

  1. Stadio Olimpico, Roma: Pilihan klasik yang menawarkan dukungan tifosi yang fanatik.
  2. Stadio Diego Armando Maradona, Napoli: Kandang yang dikenal sangat berapi-api dan dapat menjadi intimidasi bagi lawan (seperti yang ditunjukkan saat Napoli juara Serie A).
  3. Allianz Stadium, Turin: Stadion modern milik Juventus, menawarkan suasana yang lebih compact dan intens.

“Kami tidak boleh mengambil risiko lagi. Playoff adalah hidup atau mati. Keputusan kandang harus didasarkan pada di mana para pemain merasa paling nyaman, paling didukung, dan paling jauh dari bayang-bayang kegagalan sebelumnya,” tegas seorang sumber internal di FIGC.

Kegagalan Italia lolos ke Piala Dunia 2022, yang juga terjadi setelah melalui Playoff, masih menghantui. Jika Gli Azzurri kembali gagal, ini akan menjadi pukulan telak yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah sepak bola Italia—dua kali absen berturut-turut dari kompetisi tertinggi dunia.

Kini, nasib Italia tidak hanya ditentukan oleh kualitas pemain dan taktik Spalletti, tetapi juga oleh keputusan strategis Federasi untuk memilih stadion yang tepat. Mereka harus menemukan kembali home advantage yang telah lama hilang di San Siro, sebelum mimpi buruk absensi Piala Dunia kembali terulang.