Oktober 21, 2025

Pekan ketiga Liga Champions 2025–2026 kembali menyajikan duel-duel panas yang siap memanaskan tengah pekan ini. Salah satu big match yang paling dinanti adalah pertarungan antara Arsenal melawan Atletico Madrid. Laga ini akan digelar di Stadion Emirates, London, pada Rabu (22/10) pukul 02.00 WIB, menjanjikan adu taktik dua pelatih berkarakter kuat, Mikel Arteta dan Diego Simeone.

Kedua tim datang dengan modal dan kondisi yang berbeda. Arsenal tengah berada di puncak performa, baik di Liga Champions maupun di kompetisi domestik. Sementara itu, Atletico Madrid, meski memiliki rekam jejak mentereng di Eropa, masih menunjukkan inkonsistensi di awal musim ini. Pertemuan ini tidak hanya akan menguji kekuatan tim, tetapi juga kecerdikan para pelatih dalam mengelola skuad dan strategi.

Pujian Arteta untuk Simeone dan Tantangan ke Liga Inggris

Jelang pertandingan krusial ini, Mikel Arteta tidak sungkan melontarkan pujian setinggi langit kepada rekan sejawatnya, Diego Simeone. Pelatih asal Spanyol itu menggambarkan Simeone sebagai sosok dengan pengetahuan dan karakter luar biasa, yang telah menjadi ikon bagi Atletico Madrid selama 14 tahun. Di bawah asuhan Simeone, Los Colchoneros telah meraih delapan trofi besar, termasuk dua gelar La Liga dan dua trofi Liga Europa, menegaskan dominasinya di level kontinental.

“Jika dia bisa bekerja di Liga Champions, yang merupakan kompetisi tertinggi di Eropa, dia bisa melakukannya di mana saja,” kata Arteta dalam konferensi pers, dikutip dari ESPN. Lebih dari sekadar pujian, Arteta juga melontarkan tantangan menarik kepada Simeone untuk suatu hari menjajal atmosfer Liga Inggris. “Saya tidak tahu, tapi dia harus datang ke sini dan mencobanya, merasakannya. Saya sangat yakin bahwa pengetahuan dan karakternya luar biasa, dan kemauannya akan membawanya ke mana pun,” ujarnya.

Simeone sendiri kerap dikaitkan dengan klub-klub besar Inggris seperti Manchester United dan Chelsea, dan Arteta menilai jika Simeone memutuskan menyeberang ke Inggris, hal itu bisa menjadi babak baru yang menarik bagi Liga Primer. Arteta juga secara pribadi mengaku banyak belajar dari sosok Simeone, terutama mengenai semangat dan kemampuannya untuk terus memotivasi pemain selama bertahun-tahun di klub yang sama.

Arsenal di Puncak Performa: Soliditas dan Efisiensi

Arsenal memasuki pertandingan ini dengan kepercayaan diri yang melambung tinggi. Mereka berada di puncak klasemen grup Liga Champions setelah menyapu bersih dua laga pertama dengan enam poin. Di semua kompetisi, The Gunners juga sedang dalam performa impresif dengan lima kemenangan beruntun, termasuk kemenangan 1-0 atas Fulham di Liga Inggris.

Rekor kandang Arsenal di fase grup Liga Champions juga sangat mentereng, dengan 11 kemenangan berturut-turut. Terlebih lagi, Arsenal memiliki catatan enam kemenangan beruntun melawan tim asal Spanyol, sebuah rekor yang belum pernah dicapai oleh klub Inggris lainnya. Kemenangan beruntun tanpa kebobolan menjadi bukti betapa solidnya lini pertahanan Arsenal musim ini, dengan William Saliba dan Gabriel Magalhães tampil disiplin, serta peran Declan Rice di lini tengah yang membuat transisi dari bertahan ke menyerang berjalan lebih efisien.

Meski demikian, Atletico Madrid bukan datang tanpa modal. Tim asuhan Simeone selalu mencetak gol dalam 11 pertandingan terakhir di semua ajang, dan diyakini akan menjadi ujian besar bagi pertahanan Arsenal. Pertemuan terakhir kedua tim di Emirates terjadi di semifinal Liga Europa 2017/2018, di mana Atletico berhasil menahan imbang 1-1 sebelum akhirnya menang 1-0 di Madrid dan melaju ke final.

Situasi Kartu Kuning: Berkah Tersembunyi bagi Arteta?

Salah satu aspek menarik yang mengiringi duel ini adalah situasi kartu kuning yang dihadapi dua gelandang andalan Arsenal, Declan Rice dan Martin Zubimendi. Keduanya telah mengantongi satu kartu kuning dari dua laga sebelumnya di Liga Champions. Berdasarkan aturan kompetisi, akumulasi tiga kartu kuning akan berujung pada larangan bermain satu pertandingan.

Hal ini menimbulkan spekulasi menarik: jika Rice dan Zubimendi kembali mendapat kartu kuning saat menghadapi Atletico Madrid, mereka akan absen pada laga berikutnya melawan Slavia Praha. Namun, sebagian penggemar Arsenal mungkin melihat ini sebagai “skenario terbaik.” Absen di laga yang relatif lebih ringan melawan Slavia Praha akan memastikan keduanya bisa tampil penuh saat Arsenal menghadapi lawan terberat di fase grup sejauh ini, Bayern Munich, pada 26 November mendatang.

Meskipun Arteta tentu tidak akan meminta pemainnya sengaja mencari kartu kuning, mengelola risiko ini menjadi ujian kecerdikan tersendiri. Arsenal memiliki kedalaman skuad yang memadai untuk menambal lini tengah, dengan Christian Norgaard dan Mikel Merino sebagai alternatif potensial. Bahkan, jika Eze dimainkan, peluang bagi wonderkid Ethan Nwaneri untuk tampil di Liga Champions juga terbuka. Situasi “genting” ini bisa menjadi ujian strategi jangka panjang Arteta untuk menjaga keseimbangan skuad di tengah padatnya jadwal Liga Champions dan Liga Premier.

Prediksi dan Susunan Pemain

Arsenal diyakini akan tetap mempertahankan formasi 4-3-3 dengan fokus pada penguasaan bola dan pressing tinggi. Prakiraan susunan pemain Arsenal (4-3-3): Raya; Timber, Saliba, Magalhães, Calafiori; Rice, Zubimendi, Eze; Saka, Gyökeres, Trossard.

Di sisi lain, Atletico Madrid kemungkinan akan menurunkan skema 4-4-2 klasik dengan Antoine Griezmann dan Julian Alvarez sebagai tumpuan di lini depan. Absennya Thiago Almada mungkin mengurangi kreativitas di lini tengah, namun sosok Marcos Llorente dan Conor Gallagher masih bisa diandalkan untuk transisi cepat. Atletico diyakini akan menunggu momen untuk melancarkan serangan balik, memanfaatkan ruang di belakang bek sayap Arsenal. Prakiraan susunan pemain Atletico Madrid (4-4-2): Oblak; Llorente, Le Normand, Lenglet, Ruggeri; Simeone, Gallagher, Barrios, Raspadori; Griezmann, Alvarez.

Pertarungan dua pelatih dengan filosofi kuat ini bukan sekadar adu taktik, tapi juga adu karakter. Dengan atmosfer Emirates Stadium dan tren kemenangan yang tengah menanjak, Arsenal sedikit lebih diunggulkan. Namun, pengalaman dan mental juara Atletico di kompetisi Eropa tetap membuat laga ini sulit diprediksi. Dan siapa tahu, jika tantangan Arteta benar-benar menggoda, suatu hari Simeone mungkin akan menjajal Liga Inggris untuk membuktikan dirinya di panggung yang berbeda.