
Leverkusen, 2 September 2025 – Keputusan Bayer Leverkusen memecat Erik ten Hag pada Senin (1/9/2025), hanya dua pekan memasuki musim Bundesliga, menjadi momen paling mengejutkan dan tercepat dalam sejarah liga Jerman modern.
Kronologi Singkat: Dari Harapan ke Kejutan
Pelatih asal Belanda, yang baru ditunjuk menggantikan Xabi Alonso pada musim panas, semula terlihat membawa harapan baru. Ten Hag memimpin laga pembuka DFB-Pokal dengan kemenangan telak 4-0 atas tim divisi empat, Sonnenhof Großaspach. Namun, realitas lain menyusul: kekalahan 1-2 dalam laga perdana Bundesliga melawan Hoffenheim, dan kekalahan posisi unggul 3-1 hingga imbang 3-3 kontra Werder Bremen kendati lawan hanya bersepuluh pemain. Hasil yang mengecewakan ini menjadi pemicu utama bagi klub.
Rekor Baru: Pencopotan Pelatih Tercepat Bundesliga
Ten Hag kini mencatatkan rekor sebagai pelatih termuda yang dipecat dalam sejarah Bundesliga: hanya menjalani dua pertandingan liga sebelum didepak—melampaui rekor sebelumnya yang memakan waktu lima laga .
Penilaian Klub: “Langkah Menyakitkan, Tapi Diperlukan”
Simon Rolfes, Direktur Olahraga Leverkusen, menyebut keputusan tersebut sangat pahit:
“Tidak ada yang ingin mengambil langkah ini. Namun beberapa pekan terakhir menunjukkan bahwa membangun tim baru dan sukses dengan susunan yang ada tidak memungkinkan.” .
Sementara Fernando Carro, CEO klub, menjelaskan bahwa langkah ini tidak menyenangkan, tetapi penting demi mencapai target musim ini dengan kondisi terbaik di semua lini.
Dampak dari Revolusi Besar di Musim Panas
Ten Hag menghadapi tantangan berat sejak awal: kehilangan banyak pemain kunci seperti Florian Wirtz, Granit Xhaka, Jeremie Frimpong, Amine Adli, Jonathan Tah, hingga Lukas Hradecky dan Piero Hincapie. Sementara itu, pengeluaran besar sebesar €170–200 juta digunakan untuk merekrut talenta baru seperti Malik Tillman, Jarell Quansah, Eliesse Ben Seghir, Loïc Badé, Mark Flekken, Ibrahim Maza, dan Ernest Poku. Pembangunan skuat besar-besaran ini jelas bukan skenario ideal untuk stabilitas dan adaptasi cepat.
Konflik Internal dan Kehilangan Arah
Ketegangan internal mulai terbaca. Kapten Robert Andrich secara terbuka menyuarakan ketidakharmonisan:
“Semua orang bermain untuk diri sendiri… terlalu banyak yang sibuk dengan hal lain.”
Kritik tajam ini mencerminkan hilangnya otoritas pelatih di dalam skuad
Ten Hag pun menegaskan bahwa keputusan pemecatan ini melukai kepercayaan dirinya, bahkan menyebutnya sebagai langkah yang “unprecedented” dan dialami sebagai kejutan total
Rekap Momen Kunci
Aspek | Rincian |
---|---|
Waktu Jabatan | Ditunjuk Mei–Juli 2025, dipecat 1 September 2025 (sekitar 62 hari) |
Pertandingan | 3 laga kompetitif: Menang 4-0 (DFB-Pokal), kalah 1-2 vs Hoffenheim, imbang 3-3 vs Bremen |
Rekor | Pelatih tercepat dipecat di Bundesliga (hanya 2 laga liga) |
Penyebab Utama | Hasil buruk, turbulensi skuad akibat banyak perubahan, konflik internal |
Reaksi Pelatih | Merasa gagal diberi waktu dan kepercayaan; menyebut pemecatan tak adil |
Tindak Lanjut Klub | Asisten tim ambil alih sementara; klub segera cari suksesor baru |
Momen Berikutnya: Siapa Pengganti Ten Hag?
Hingga kini, klub belum menunjuk pelatih baru. Sementara itu, tim asisten sudah memimpin sesi latihan, menanti keputusan strategis untuk meneruskan musim ini dengan pijakan yang lebih solid .
Pemecatan mendadak Erik ten Hag menyoroti satu hal: Bundesliga musim 2025–26 bakal penuh gejolak. Leverkusen, yang musim lalu menorehkan sejarah dengan gelar Bundesliga dan DFB-Pokal tanpa kekalahan di era Xabi Alonso, kini berada di persimpangan sulit. Revolusi skuad besar, pelatih anyar tanpa waktu beradaptasi, serta hilangnya kepercayaan internal menjadi kombinasi fatal. Kini, anak-anak Stadion BayArena menanti sosok baru yang bisa menyuntikkan stabilitas dan arah — sekaligus menyelamatkan ambisi besar yang sempat membara musim ini.