Agustus 23, 2025

Kolombia, 21 Agustus 2025 — Sehari yang menorehkan noda kelam dalam sejarah keamanan negeri Santiago de Cali. Dua serangan mematikan mengguncang negara—penembakan helikopter polisi di Antioquia dan ledakan truk bom di dekat pangkalan udara militer di Cali—mengakibatkan puluhan korban jiwa dan melukai puluhan lainnya dalam aksi terkoordinasi yang dikaitkan dengan faksi-faksi ilegal berpangkal dari mantan kelompok gerilya FARC.

Serangan Pertama: Drone Menyasar Helikopter Polisi di Antioquia

Di wilayah Amalfi, Antioquia, sebuah helikopter UH-60 Black Hawk milik Polri sedang turun untuk operasi pemberantasan ladang koka. Tiba-tiba, drone bersenjata menyerang dan menumbangkan pesawat itu dengan ledakan, menyulut kebakaran hebat di dalam kabin. Akibatnya, setidaknya 12 hingga 13 perwira polisi tewas, sementara beberapa lainnya terluka.

Gubernur Antioquia, Andrés Julián Rendón, turut memastikan insiden sebagai bentuk aksi terorisme yang jamak dilaporkan dalam konflik kini. Pelaku diindikasikan sebagai salah satu faksi disiden FARC yang menolak kesepakatan damai 2016, khususnya Frente 36 di bawah komando alias “Calarcá”,Dampak ledakan begitu dahsyat hingga helikopter jatuh menabrak bukit, dan satu korban tambahan meninggal akibat luka serius sempat dirawat di Bogotá

Serangan Kedua: Bom Mobil Menghantam Pangkalan Udara di Cali

Pada hari yang sama, di Cali, truk bermuatan bom meledak dekat Sekolah Penerbangan Militer Marco Fidel Suárez, yang berada di kawasan padat penduduk. Ledakan ini memicu gelombang kehancuran: 6 warga tewas (termasuk satu anak) dan sekitar 71 orang luka-luka, beserta kerusakan besar pada infrastruktur sipil dan lingkungan sekitar

Presiden Gustavo Petro menyebut peristiwa ini sebagai “reaksi teroris”, sebuah respons terhadap tekanan militer yang dilancarkan terhadap faksi disiden FARC, termasuk kolom Carlos Patiño,Ia juga menunjuk faksi Estado Mayor Central (EMC) dan Second Marquetalia sebagai pihak yang bertanggung jawab, seraya menyerukan agar mereka diakui internasional sebagai kelompok teroris

Total korban tewas berkisar antara 18 hingga 19 orang, termasuk puluhan luka-luka, menjadikan insiden ini salah satu yang paling mematikan sejak tahun 2019,Kedua serangan jelas menyiratkan pergeseran dramatis dalam taktik faksi-faksi ilegal Kolombia: penggunaan drone sebagai senjata mematikan, bukan sekadar simbol kecanggihan teknologi, serta kemampuan mereka menyerang sasaran militer dan sipil dengan presisi tinggi

Kerasnya serangan ini menimbulkan keraguan atas strategi perdamaian “Total Peace” yang digagas Presiden Petro sejak 2022. Para analis menyoroti bahwa pendekatan negosiasi simultan terhadap sejumlah kelompok bersenjata justru memberi celah bagi faksi-faksi ilegal untuk memperkuat kendali wilayah terpencil

Situasi diperburuk oleh meningkatnya budidaya koka secara signifikan—mencapai rekor 253.000 hektar pada 2023, menandakan momentum bagi kelompok-kelompok pelanggar hukum untuk terus mendapatkan sumber pendanaan

Ditambah lagi, pemilu presiden Kolombia yang direncanakan pada Mei 2026 menjadi latar belakang yang rawan, di mana faksi-faksi ini mungkin akan semakin agresif untuk memperluas pengaruh dan memengaruhi agenda politik