Agustus 12, 2025

Jakarta – US Sassuolo membuat kejutan di bursa transfer musim panas 2025 dengan merekrut bek tengah Timnas Indonesia, Jay Idzes, dari Venezia. Kepindahan ini diumumkan resmi pada Sabtu (9/8) malam WIB, sekaligus memecahkan rekor pembelian termahal klub di jendela transfer kali ini.

Untuk mendapatkan tanda tangan Idzes, Sassuolo harus merogoh kocek sebesar 8 juta euro atau sekitar Rp 151,7 miliar. Nilai tersebut menempatkan pemain berusia 24 tahun ini di puncak daftar transfer termahal Sassuolo musim panas ini, menunjukkan betapa tingginya kepercayaan klub terhadap kemampuannya.

Kedatangan Idzes bukan hanya kabar gembira bagi penggemar Sassuolo, tetapi juga menjadi sorotan bagi pecinta sepak bola Indonesia. Jarang sekali ada pemain asal Indonesia yang menembus level Serie A dan dibeli dengan nilai setinggi ini. Performa impresifnya bersama Venezia musim lalu menjadi alasan utama Sassuolo berani berinvestasi besar.

Bersama Venezia, Idzes tampil dalam 35 pertandingan Serie A pada musim 2024/2025. Ia dikenal memiliki kemampuan membaca permainan yang baik, duel udara yang solid, dan distribusi bola yang rapi dari lini belakang. Karakteristik ini diyakini akan sangat cocok dengan gaya bermain Sassuolo di bawah asuhan Fabio Grosso.

Meski datang dengan label pemain termahal, Idzes tidak akan melenggang mudah menuju posisi starter. Saat ini, Sassuolo memiliki tujuh bek tengah dalam skuadnya: Tarik Muharemovic, Sebastian Walukiewicz, Cas Odenthal, Ruan, Filippo Romagna, Kevin Miranda, dan tentunya Jay Idzes sendiri.

Dari daftar tersebut, Muharemovic dan Romagna merupakan pemain yang paling banyak tampil musim lalu di Serie B. Muharemovic mencatat 28 penampilan, sedangkan Romagna bermain di 23 laga. Menariknya, keduanya adalah lulusan akademi Juventus, yang berarti mereka sudah terlatih dengan standar tinggi sejak usia muda.

Selain Idzes, Sassuolo juga mendatangkan Walukiewicz pada musim panas ini. Bek asal Polandia tersebut mencatat 29 penampilan di Serie A bersama Torino musim lalu, menjadikannya pesaing langsung Idzes untuk posisi starter.

Sementara itu, Cas Odenthal juga cukup konsisten dengan 22 penampilan musim lalu. Ruan baru kembali dari masa peminjaman ke Sao Paulo, namun saat ini ia tengah menjalani pemulihan cedera lutut. Kevin Miranda, bek muda berusia 22 tahun, juga baru kembali dari pinjaman di klub Serie C, Monopoli.

Pelatih Fabio Grosso dikenal gemar menggunakan formasi 4-2-3-1. Dalam skema ini, dua bek tengah menjadi fondasi utama permainan, mengingat Sassuolo kerap membangun serangan dari belakang dan mengandalkan distribusi bola yang akurat.

Dengan pengalaman bermain reguler di Serie A musim lalu, Idzes punya peluang besar untuk langsung masuk ke tim utama. Kombinasinya dengan Walukiewicz bisa menjadi opsi utama Grosso, terutama jika keduanya mampu menunjukkan chemistry yang baik selama pramusim.

Namun, Muharemovic dan Romagna yang sudah lebih dulu beradaptasi dengan tim tetap menjadi pesaing serius. Grosso tentu akan menilai performa di latihan dan laga uji coba sebelum menentukan duet inti di lini pertahanan.

Bagi Idzes, tantangan terbesar mungkin bukan pada level kompetisi, melainkan proses adaptasi terhadap gaya bermain Sassuolo. Meskipun sudah mengenal kerasnya Serie A, ia tetap harus mempelajari filosofi permainan Grosso yang menekankan pressing cepat, transisi agresif, dan build-up yang terstruktur.

Selain itu, ekspektasi publik juga cukup tinggi. Label “pembelian termahal” biasanya datang dengan beban tambahan. Idzes diharapkan bukan hanya sekadar mengisi posisi, tetapi juga memberikan dampak signifikan terhadap performa tim.

Transfer Idzes bisa dilihat sebagai simbol keseriusan Sassuolo untuk memperbaiki lini belakang mereka. Musim lalu, pertahanan menjadi salah satu titik lemah klub, dan mendatangkan pemain dengan kemampuan bertahan solid sekaligus punya kualitas distribusi bola seperti Idzes adalah langkah strategis.

Bagi sepak bola Indonesia, langkah ini juga menjadi pencapaian tersendiri. Kehadiran Idzes di Sassuolo akan semakin memperkuat citra pemain Indonesia di kancah Eropa. Jika ia mampu tampil konsisten, bukan tidak mungkin langkahnya akan diikuti oleh pemain-pemain muda lainnya.

Musim baru Serie A akan segera dimulai, dan semua mata kini tertuju pada Jay Idzes. Apakah ia akan langsung menjadi pilihan utama Fabio Grosso atau harus bersabar menunggu kesempatan, semuanya akan ditentukan oleh performanya di awal musim.

Yang pasti, transfer ini telah menorehkan sejarah kecil bagi Sassuolo dan sepak bola Indonesia. Kini, tinggal menunggu apakah Idzes akan menjawab ekspektasi tinggi yang dibebankan kepadanya, sekaligus membuktikan bahwa harga 8 juta euro yang dikeluarkan klub bukanlah angka yang sia-sia.