Agustus 2, 2025

Manchester — Musim 2024/2025 menjadi salah satu titik nadir dalam sejarah Manchester United. Tak ada gelar yang diraih, dan mereka harus puas finis di peringkat ke-15, posisi terburuk dalam 50 tahun terakhir. Tapi di balik keterpurukan itu, muncul tekad untuk bangkit — dan wujudnya adalah lewat kedatangan dua bintang Premier League: Matheus Cunha dan Bryan Mbeumo.

Dua pemain yang musim lalu berkali-kali membuat lini pertahanan MU “sakit kepala”, kini justru akan mengenakan jersey merah Setan Merah. Sebuah ironi yang disambut gembira oleh bek kanan MU, Diogo Dalot.

Dari Momok Menjadi Senjata Mematikan

Dalam wawancara bersama CBS Sports Golazo, Dalot secara blak-blakan mengakui betapa merepotkannya menghadapi Cunha dan Mbeumo saat mereka masih membela Wolverhampton dan Brentford.

“Aku sangat gembira karena mereka berada di tim kami sekarang, karena setiap kali kami bermain melawan mereka, mereka selalu memberi kami sakit kepala hebat,” ucap Dalot dengan nada lega.

Matheus Cunha, penyerang asal Brasil berusia 25 tahun, tampil gemilang musim lalu bersama Wolves. Ia mencetak 17 gol dan menyumbang 6 assist dalam 36 laga domestik, menunjukkan ketajaman serta kemampuan penetrasi luar biasa. Di sisi lain, Bryan Mbeumo, pemain Kamerun yang memperkuat Brentford, bahkan lebih produktif: 20 gol dan 9 assist dalam 42 laga, menjadikannya salah satu penyerang paling konsisten di Liga Inggris.

Tak heran jika MU rela merogoh kocek dalam — 150 juta euro — untuk memboyong keduanya ke Old Trafford. Mereka tidak hanya merekrut pemain dengan statistik gemilang, tetapi juga pemain yang sudah teruji di Premier League.

Adaptasi Tak Jadi Masalah

Kelebihan utama Cunha dan Mbeumo, menurut Dalot, adalah fakta bahwa mereka tidak perlu proses adaptasi panjang. Keduanya sudah terbiasa dengan intensitas, gaya main, dan tekanan liga Inggris.

“Mereka tidak butuh membuktikan apapun. Mereka sudah tahu bagaimana kerasnya liga ini. Sekarang tugas mereka adalah berkontribusi di klub besar seperti Manchester United, dan membawa kami kembali ke jalur yang seharusnya,” tambah Dalot.

Ini menjadi keuntungan besar bagi MU yang musim lalu kerap kesulitan dengan pemain baru yang masih mencari bentuk terbaiknya. Kini, Setan Merah tak hanya butuh kualitas, tapi juga kesiapan mental dan fisik untuk langsung tancap gas sejak pekan pertama.

Ruang Ganti yang Semakin Kompak

Meski baru bergabung, kehadiran Cunha dan Mbeumo rupanya langsung terasa di ruang ganti MU. Dalot menyebut keduanya sebagai sosok yang rendah hati, pekerja keras, dan punya energi positif.

“Kurasa mereka itu dua karakter besar, dua orang yang sangat rendah hati, yang mana kami butuhkan. Mereka beradaptasi dengan sangat baik dengan tim. Kami langsung merasakan energi bagus dari mereka,” ujar bek asal Portugal itu.

Kehadiran pemain dengan mentalitas seperti ini sangat penting untuk membangun kembali chemistry internal tim, yang sempat menjadi sorotan selama musim buruk kemarin. Cunha dan Mbeumo bukan hanya pemain produktif, tapi juga rekan setim yang suportif.

Cunha Sudah Panas, Mbeumo Segera Siap Tempur

Matheus Cunha sudah langsung ambil bagian dalam dua pertandingan pramusim, menghadapi Leeds United dan West Ham United. Ia menunjukkan pergerakan cerdas dan kerja sama apik dengan lini tengah.

Sementara itu, Bryan Mbeumo masih menjalani program kebugaran untuk menyusul kecepatan latihan tim. Namun laporan tim medis menyatakan kondisinya hampir 100% fit, dan siap tampil dalam uji coba berikutnya.

Pelatih kepala (yang belum diumumkan secara resmi pasca restrukturisasi musim lalu) tentu berharap keduanya bisa langsung memberikan dampak signifikan — bukan hanya di papan skor, tapi juga dalam membangkitkan mental tim secara keseluruhan.


Langkah Besar Menuju Kebangkitan?

Manchester United sedang membangun ulang fondasi mereka setelah musim yang suram. Memboyong Cunha dan Mbeumo bukan sekadar belanja panik, tapi langkah strategis merekrut pemain yang telah terbukti menyulitkan mereka secara langsung.

Dengan kualitas, pengalaman, dan mentalitas yang tepat, duet Cunha-Mbeumo bisa menjadi senjata rahasia untuk membawa Setan Merah kembali ke posisi terhormat — dan mungkin, mulai bermimpi soal gelar lagi.

Untuk sekarang, para pemain bertahan MU bisa bernapas lega. Karena dua momok lama itu kini berjuang untuk United, bukan melawan.