Mei 10, 2025
PUNAKAWAN | Aneka Wayang

Memayu Hayuning Bawono dan Ambrasto Dhur Angkoro: Makna dan Filosofi dalam Kebudayaan Jawa

Dalam kebudayaan Jawa, terdapat banyak ungkapan dan filosofi yang mencerminkan nilai-nilai kehidupan, spiritualitas, dan pandangan dunia masyarakatnya. Dua ungkapan yang cukup terkenal dan memiliki makna mendalam adalah “Memayu Hayuning Bawono” dan “Ambrasto Dhur Angkoro”. Mari kita bahas arti, makna, dan filosofi yang terkandung di dalamnya.

Memayu Hayuning Bawono

Arti Kata:

  • Memayu berasal dari kata “ayu” yang berarti indah, baik, atau menawan, dengan awalan “me-” yang berfungsi sebagai penunjuk tindakan, sehingga berarti “membuat indah” atau “menciptakan keindahan”.
  • Hayuning berasal dari kata “hayu” yang berarti kehidupan, keberlangsungan, atau keselamatan.
  • Bawono adalah kata dalam bahasa Jawa yang berarti dunia atau alam semesta.

Secara harfiah, ungkapan ini dapat diterjemahkan sebagai “Menciptakan keindahan dan keberlangsungan dunia”.

Makna dan Filosofi: Ungkapan ini menggambarkan sebuah filosofi hidup yang menekankan pentingnya menjaga keindahan dan keberlangsungan dunia melalui tindakan dan perilaku yang baik. Dalam konteks spiritual dan budaya Jawa, “Memayu Hayuning Bawono” sering diartikan sebagai usaha untuk menjaga harmoni, keindahan, dan keseimbangan alam serta kehidupan manusia di dalamnya.

Secara lebih mendalam, filosofi ini mengajak manusia untuk berperan aktif dalam memperbaiki dan memperindah dunia melalui tindakan yang positif, seperti menjaga lingkungan, menebarkan kebaikan, dan menjalani hidup dengan penuh rasa hormat terhadap sesama dan alam.

Ambrasto Dhur Angkoro

Arti Kata:

  • Ambrasto berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti “berkarya” atau “berusaha”.
  • Dhur adalah kata dalam bahasa Jawa yang berarti “menjauhkan” atau “menghindari”.
  • Angkoro berarti “mengikuti” atau “menyusul”, dan juga bisa diartikan sebagai “mengharapkan” atau “mengatur”.

Secara harfiah, ungkapan ini dapat diartikan sebagai “Berusaha menjauhkan dan mengikuti” atau bisa juga diartikan sebagai “Berusaha menghindari dan mengikuti”.

Makna dan Filosofi: Ungkapan ini mencerminkan sebuah prinsip dalam kehidupan manusia yang berkaitan dengan usaha dan sikap dalam menghadapi kehidupan dan dunia. Filosofinya mengandung makna bahwa manusia harus berusaha menghindari hal-hal negatif atau yang tidak baik, serta mengikuti jalan kebenaran, kebaikan, dan kebijaksanaan.

Secara lebih luas, “Ambrasto Dhur Angkoro” mengandung makna bahwa manusia harus mampu menghindari godaan atau hal-hal yang merusak dan sekaligus mengikuti jalan yang benar, baik dari segi spiritual, moral, maupun sosial. Ungkapan ini mengajarkan pentingnya kehati-hatian, kebijaksanaan, dan kesadaran dalam menentukan langkah hidup.


Kesimpulan

Kedua ungkapan tersebut mencerminkan nilai-nilai luhur dalam budaya Jawa. Memayu Hayuning Bawono mengajarkan tentang pentingnya menjaga keindahan dan keberlangsungan dunia melalui tindakan positif dan penuh tanggung jawab. Sedangkan Ambrasto Dhur Angkoro mengandung pesan tentang usaha untuk menghindari hal-hal negatif dan mengikuti jalan kebenaran.

Keduanya saling melengkapi dalam membentuk pandangan hidup yang harmonis, berkesinambungan, dan penuh kebijaksanaan. Memahami makna dan filosofi dari ungkapan ini dapat membantu kita untuk menjalani hidup secara lebih bermakna dan selaras dengan nilai-nilai budaya dan spiritualitas Jawa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *