
Mesin pembakaran dalam pada kendaraan bermotor dibagi menjadi berbagai tipe berdasarkan konfigurasi camshaft-nya, yaitu SOHC (Single Overhead Camshaft) dan DOHC (Double Overhead Camshaft). Kedua jenis mesin ini memiliki perbedaan yang signifikan, yang mempengaruhi performa, efisiensi bahan bakar, dan daya output kendaraan. Berikut adalah lima perbedaan utama antara mesin SOHC dan DOHC.
1. Jumlah Camshaft
- SOHC (Single Overhead Camshaft): Mesin SOHC memiliki satu camshaft yang terletak di atas kepala silinder. Camshaft ini mengendalikan katup untuk intake dan exhaust, baik itu katup intake (untuk masuknya udara dan bahan bakar) maupun katup exhaust (untuk pembuangan gas buang).
- DOHC (Double Overhead Camshaft): Sebaliknya, mesin DOHC memiliki dua camshaft yang terletak di atas kepala silinder. Satu camshaft mengendalikan katup intake, sementara camshaft lainnya mengendalikan katup exhaust. Pembagian ini memungkinkan pengaturan katup yang lebih presisi.
2. Jumlah Katup
- SOHC: Mesin SOHC umumnya memiliki 2 katup per silinder (1 katup intake dan 1 katup exhaust). Meskipun ada mesin SOHC dengan 3 atau 4 katup per silinder, konfigurasi 2 katup lebih umum.
- DOHC: Mesin DOHC memungkinkan untuk pemasangan lebih banyak katup per silinder, umumnya 4 katup (2 katup intake dan 2 katup exhaust). Konfigurasi ini memungkinkan aliran udara dan bahan bakar yang lebih efisien, serta pembuangan gas buang yang lebih baik.
3. Kinerja dan Performa
- SOHC: Mesin SOHC lebih sederhana dan cenderung menghasilkan performa yang lebih rendah dibandingkan DOHC. Namun, untuk aplikasi kendaraan yang membutuhkan efisiensi bahan bakar dan biaya rendah, mesin SOHC masih sangat cocok.
- DOHC: Dengan dua camshaft yang terpisah, mesin DOHC memiliki kontrol katup yang lebih baik dan dapat mengoptimalkan aliran udara ke dan dari ruang bakar. Ini memberikan performa yang lebih tinggi, kecepatan respon yang lebih cepat, dan kemampuan untuk menghasilkan daya lebih besar, terutama pada putaran mesin tinggi.
4. Kompleksitas dan Biaya
- SOHC: Mesin SOHC cenderung lebih sederhana, dengan komponen yang lebih sedikit dan desain yang lebih murah. Hal ini membuat mesin SOHC lebih mudah untuk diproduksi dan lebih ekonomis dalam hal biaya perawatan dan perbaikan.
- DOHC: Mesin DOHC lebih kompleks dan memerlukan lebih banyak komponen. Proses perakitannya lebih rumit dan mahal. Karena jumlah camshaft yang lebih banyak serta pengaturan katup yang lebih kompleks, biaya perawatan dan perbaikan juga lebih tinggi dibandingkan dengan mesin SOHC.
5. Efisiensi Bahan Bakar dan Emisi
- SOHC: Mesin SOHC memiliki efisiensi bahan bakar yang cukup baik, meskipun lebih terbatas dalam hal pengaturan aliran udara. Mesin ini cocok untuk kendaraan yang lebih mengutamakan konsumsi bahan bakar yang efisien dan emisi yang lebih rendah.
- DOHC: Mesin DOHC, dengan pengaturan katup yang lebih efisien, memungkinkan pembakaran yang lebih baik dan lebih optimal. Ini biasanya berujung pada emisi yang lebih rendah dan efisiensi bahan bakar yang lebih baik, terutama pada mesin berputaran tinggi.
Kesimpulan
Pemilihan antara SOHC dan DOHC bergantung pada tujuan penggunaan kendaraan. SOHC lebih cocok untuk kendaraan yang mengutamakan biaya rendah, kemudahan perawatan, dan efisiensi bahan bakar. DOHC, di sisi lain, memberikan performa tinggi, efisiensi pengaturan katup yang lebih baik, dan kemampuan untuk menghasilkan lebih banyak daya, namun dengan biaya yang lebih tinggi dan perawatan yang lebih kompleks.
